Beranda | Artikel
6 Gibah yang Dibolehkan - Syaikh Abdus Salam asy-Syuwaiar #NasehatUlama
Rabu, 3 Agustus 2022

Para ulama fiqih mengatakan
bahwa ada pengecualian dalam menyampaikan informasi dengan gibah dan namimah.

Ada enam bentuk gibah yang dibolehkan, yang dihimpun dalam bait syair oleh al-Ghazzi.

Beliau adalah penulis kitab an-Najm al-Wahhaj.

Oh bukan, tapi penulis kitab an-Nujum as-Sairah fi Tarajim Ulama al-Mi’ah al-Asyirah.

Ya, nama beliau adalah al-Ghazzi; Najmuddin al-Ghazzi.

Beliau menghimpunnya dalam dua bait syair dengan berkata, “Celaan …”
Yakni celaan yang tidak tercela.

“Celaan yang tidak termasuk gibah ada enam:

Celaan dari orang yang terzalimi, orang yang mengenalkan, dan orang yang memperingatkan,
orang yang menyingkap kefasikan,
orang yang meminta fatwa, dan orang yang meminta bantuan untuk memberantas kemungkaran.

” Enam bentuk keadaan ini saja, seseorang dibolehkan melakukan gibah,
dan dibolehkan meneruskan perkataan orang lain.

Adapun selain dari enam itu adalah hal terlarang dan tercela.

Coba ulangi. Beliau berkata, “Celaan yang tidak termasuk gibah ada enam:

(1) Celaan dari orang yang terzalimi, (2) orang yang mengenalkan, (3) dan orang yang memperingatkan …”

Orang yang terzalimi yakni orang yang mendapat perlakuan zalim.

Orang yang mengenalkan yakni yang mengenalkan orang lain. Misal: si Fulan tinggi, pendek, botak, dst.

Adapun orang yang memperingatkan, yakni seperti “Hati-hati dengan si Fulan!” “…

(4) orang yang menyingkap kefasikan, (5) orang yang meminta fatwa,

(6) dan orang yang meminta bantuan untuk memberantas kemungkaran.”

====

وَلِذَلِكَ يَقُولُ الْفُقَهَاءُ

إِنَّهُ يُسْتَثْنَى مِنْ نَقْلِ الْخَبَرِ فِي الْغِيبَةِ وَالنَّمِيمَةِ

سِتَّةُ مَوَاضِعَ جَمَعَهَا النَّاظِمُ وَهُوَ الْغَزِّيُّ

لَا بَلْ هُوَ صَاحِبُ النَّجْمِ الْوَهَّاجِ

لَا صَاحِبُ النُّجُومِ السَّائِرَةِ فِي تَرَاجِمَ عُلَمَاءِ الْمِئَةِ الْعَاشِرَةِ

نَعَمْ الْغَزِّيُّ نَعَمْ نَجْمُ الدِّينِ الْغَزِّيُّ

جَمَعَهَا فِي بَيْتَيْنِ حِينَمَا قَالَ الذَّمُّ

يَعْنِي لَيْسَ مَذْمُومًا

الذَّمُّ لَيْسَ بِغِيبَةٍ فِي سِتَّةٍ

مُتَظَلِّمٌ وَمُعَرِّفٌ وَمُحَذِّرِ

وَلِمُظْهِرٍ فِسْقًا

وَمُسْتَفْتٍ وَمَنْ طَلَبَ الْإِعَانَةَ فِي إِزَالَةِ مُنْكَرِ

هَذِهِ الصُّوَرُ السِّتُّ هِيَ الَّتِي وَحْدَهَا يَجُوزُ فِيهَا الْغِيبَةُ

وَيَجُوزُ فِيهَا نَقْلُ الْكَلَامِ

مَا عَدَا ذَلِكَ فَإِنَّهُ يَكُونُ مَنْهِيًّا عَنْهُ مَذْمُومًا

أَعِدْهَا

يَقُولُ الذَّمُّ لَيْسَ بِغِيبَةٍ فِي سِتَّةٍ

مُتَظَلِّمٌ وَمُعَرِّفٌ وَمُحَذِّرِ

مُتَظَلِّمٌ يَعْنِي عِنْدَهُ مَظْلَمَةٌ

وَمُعَرِّفٌ يُعَرِّفُ وَاحِدًا الطَّوِيلُ الْقَصِيرُ الْأَقْرَعُ

وَمُحَذِّرِ انْتَبِهْ مِنْ فُلَانٍ

وَلِمُظْهِرٍ فِسْقًا وَمُسْتَفْتٍ

وَمَنْ طَلَبَ الْإِعَانَةَ فِي إِزَالَةِ مُنْكَرِ


Artikel asli: https://nasehat.net/6-gibah-yang-dibolehkan-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiar-nasehatulama/